Kamis, 21 Januari 2021

MANAJEMEN PEMASARAN ERA REV. INDUSTRI 4.0

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DENGAN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) DAN RANTAI NILAI (VALUE CHAIN)

 

TANTANGAN MENENTUKAN PEMASOK

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola supply chain, yaitu:

1.        Kompleksitas Struktur Supply Chain

-            Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda.

-            Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan.

2.        Ketidakpastiaan

Ketidakpastian Permintaan.

-          Ketidakpastian pasokan:  lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.

-        Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll.

Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah.

Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.

SISTEM NILAI ATAU MENGUKUR PERFORMA

Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu (Shcroeder, 2007):

1.        Pengiriman

Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.

2.        Kualitas

Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.

3.        Waktu

Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.

4.        Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk dengan persentase tertentu atau jumlah.

5.        Biaya

Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening membawa piutang.

RANTAI NILAI DAN PERAN STRATEGIC PEMASARAN GLOBAL

Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut:

1.        Inventory

Inventory adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):

a.       Cycle Inventory

Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).

b.      Safety Inventory

Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.

c.       Seasonal Inventory

Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan. 

 

2.        Transportation

Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :

a.      Modes of Transportation

Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:

-       Pesawat Udara

Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.

-       Truk

Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.

-       Kereta

Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.

-       Kapal Laut

Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.

-       Pipa Saluran

Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.

b.      Route and Network Selection

Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan. Sedangkan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain.

c.       In House or Outsource

Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).

 

3.        Fasilitas

Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut:

a.     Location

Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.

b.      Capacity

Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.

c.       Operation Methodology

Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).

d.      Warehouse Methodology

-            Stock Keeping Unit (SKU) Storage

Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.

-            Job Lot Storage

Suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.

-            Crossdocking

Sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya.

 

4.        Information

Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):

a.       Push versus Pull

Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

b.      Cordinating and Information Sharing

Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.

c.       Forecasting and Aggregate Planning

Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.

d.      Enabling Technologies

Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:

-            Electronic Data Interchange (EDI)

EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.

-            Internet

Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.

-            Entreprise Resources Planning (ERP)

Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.

-            Supply Chain Management (SCM) Software

Program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.

PERAN ATAU KETERKAITAN MANAJEMEN RANTAI DENGAN STRATEGI BISNIS ATAU STRATEGIC PEMASARAN GLOBAL

Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi akan ditunjukkan pada tabel berikut:

 

Strategi Biaya Rendah

Strategi Respon

Strategi Diferensiasi

Tujuan Pemasok

Penuhi permintaan dengan biaya serendah mungkin.

Tanggapi perubahan kebutuhan/permintaaan dengan cepat untuk memin terjadinya persedian habis.

Penelitian pangsa pasar, bersama-sama mengembangkan produk dan pilihan.

Kriteria Pemilihan Utama

Pilih terutama karena biaya.

Pilih terutama karena kapasitas, kecepatan dan fleksibilitas.

Pilih terutama karena keterampilan pengembangan produk.

Karakteristik Proses

Mempertahankan utilitas rata-rata yang tinggi.

Menanam modal pada kapasitas berlebih dan proses yang fleksibel.

Proses moduler yang menuju mass customization.

Karakteristik Persediaan

Meminimalkan persedian di seluruh rantai untuk menekan biaya.

Kembangkan sistem yang cepat tanggap, dengan persedian cadangan untuk memastikan pasokan.

Mmin persediaan dalam rantai untuk menghindari produk menjadi usang.

Karakteristik Lead Time

 

Memendekkan lead time sepanjang tidak meningkatkan biaya.

Menanamkan investasi secara agresif untuk mngurangi lead time produksi.

Menanamkan investasi secara agresif untuk mengurangi lead time pengembangan.

Karakteristik Desain Produk

Maksimalkan kinerja dan minimisasi biaya.

Menggunakan desain produk yang mendorong waktu set up yang rendah dan produksi massal.

Menggunakan desain modular untuk menunda differensiasi produk selama mungkin.

 

KRITERIA KEPUTUSAN

Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing.

1.        Keputusan Membuat atau Membeli

Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut  diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:

 

 

Alasan Membuat

Alasan Membeli

1

Biaya produksi yang lebih rendah.

Biaya perolehan lebih rendah.

2

Pemasok kurang cocok.

Menjaga komitmen pemasok.

3

Memastikan pemasok yang memadai  dan manajemen.

Mendapatkan keahlian teknis.

4

Pemanfaatan tenaga kerja berlebih.

Kapasitas tidak memadai.

5

Memperoleh kualitas yang diinginkan.

Mengurangi biaya persediaan.

6

Menghilangkan kolusi pemasok.

Memastikan ada sumber daya alternatif.

7

Memperoleh item yang unik.

Kapasitas di perusahaan tidak mendukung.

8

Mempertahankan bakat yang ada.

Pertukaran informasi.

9

Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai .

Item terlindungi karena hak paten.

10

Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan.

Membebaskan manajemen menangani bisnis utama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hal-hal yang tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis.

2.         Outsourcing

Memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product  dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi informasi maupun prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.

ALTERNATIVE STRATEGI PEMASOK

Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, strategi pemasok yaitu:

a.        Local Optimization

Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.

b.        Incentives

Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan  promosi.

c.         Large Lots

Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan sebenarnya. 

Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan. 

Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:

1.        Mutual Aggrement on Goal,

Suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan jual beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai pasokan sampai dengan konsumen akhir. Hal  ini dapat terwujud apabila adanya pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan adalah sesuatu yang menambah nilai tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten produk.

2.        Trust,

Merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan harus masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan, perencanaan produksi merupakan aktifitas bersama.

3.        Compatible Organizational Cultures,

Budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif  diantara pembelian dan penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam pembuatan rantai pasokan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif yaitu:

a.    Accurate data

Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sharing: 

-          POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap anggota rantai dapat  menjadwalkan secara efektif. 

-          CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan:  faktor pasar, persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan barang akhir.

b.      Lot Size Reduction,

 Dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 

-         Mengembangkan pengiriman yang ekonomis.

-      Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan   daripada ukuran pengiriman individual.

-   Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian elektronik.

c.       Singe Stage Control of Replenishment

Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang menciptakan bullwhip effect.

d.      Vendor Managed Inventory

Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.

e.       Postponement

Menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam proses produksi.

f.        Channel Assembly

Menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.

g.      Drop Shipping and Special Packaging

Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen.

h.      Blanket Order

Merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.

i.        Standardization

Pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.

j.        EDI (Electronic Data Interchange)

Merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.

k.      Pemilihan Vendor

Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna. 

Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu:

1.        Evaluasi Penjual

Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau faktor yang dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.

2.        Pengembangan Penjual

Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam sistem yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi elektronik. 

3.        Negosiasi

Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu:

·          Model Harga Berdasarkan Biaya (Cost Based Price Model), yang mengharuskan  pemasok terbuka kepada pembeli.

·    Model Berdasarkan Harga Pasar (Market Based Price Model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks.

·        Perebutan Tender (Competitive Bidding), terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.

4.        Internet Purchasing

Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.

a.         Pembelian – Purchasing

Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.

-       Tujuan Fungsi Pembelian

Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:

·      Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat  diperoleh   secara eksternal.

·      Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.

-       Fokus Pembelian

Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa. 

·      Dalam lingkungan operasi produk barang

Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu.  Di perusahaan manufaktur,  Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian yang    mengevaluasi ietm yang dibeli.

·      Dalam lingkungan jasa

Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan.

Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain: 

1.        Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar. 

2.       Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponen dan produk akhir.  

3.  Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan  isu politik. (Hendra Poerwanto G).

 

PILIHAN STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL DAN BEREKSPANSI

Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Segala hal dilakukan dalam persaingan tersebut, tidak terkecuali dengan melebarkan sayap perusahaan. Hal ini ditengarai oleh pemasaran global yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperluas target penjualan, memperbanyak konsumen dan meningkatkan keuntungan. Pemasaran global sendiri memiliki pengertian sebagai proses memfokuskan sumber daya (manusia, uang, aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan menanggapi ancaman pasar global. Dan dalam melakukan pemasaran global tentunya ada strategi tersendiri yang harus diterapkan dan dilakukan oleh perusahaan.

Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara diasumsikan saling tergantung dan kantor pusat berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Oleh Karena itu, strategi ini menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-negara yang berbeda. Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.

Disejumlah negara berbagai karakteristik negara, seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, stabilitas politis, risiko lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur, berdampak atas ketersediaan manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara atau pasar tertentu dan juga cara masuknya. Pasar kecil kerapkali paling baik dilayani melalui pengeksporan atau pemberian lisensi, sebagai contoh. Demikian pula, manajemen mungkin menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara dengan tingkat risiko yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui perjanjian pemberian lisensi atau usaha patungan dengan mitra lokal. Sama halnya, jika manajemen berharap dapat memasuki sejurnlah negara secara cepat, sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan menggunakan cara pemberian lisensi atau usaha patungan.

Karakteristik produk, sifat permintaan, hambatan perdagangan, tujuan manajemen, dan sasaran ekspansi juga mempengaruhi keputusan pernililian cara masuk. Produk-produk berukuran besar dengan nilai jual rendah, sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi yang dekat dengan pasar disebabkan biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat diimbangi oleh skala ekonomis produksi.

 

PASAR GLOBAL

Pemasaran berskala seluas dunia Internasional yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar global. Pasar global adalah pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:

1.   Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan.

2.   Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung. menjadi konsumen global.

3.       Semakin banyak transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk.

4.       Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dunia. 

 

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang. Kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya dan mengambil lebih banyak keuntungan. Adapun beberapa keuntungan tersebut antara lain :

1.       Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah buruhnyal lebih murah.

2.      Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik cabang di beberapa tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan mempermurah distribusi produknya.

3.  Perusahaan dapat memperoleh target konsumen yang lebih banyak dengan memperkenalkan produknya di negara lain yang potensial.

 

Selain itu pasar global juga memiliki beberapa kendala masalah bagi perusahaan yang akan masuk ke dalamnya. Kendala itu antara lain:

1.        Perbedaan budaya dan selera.

2.        Perbedaan daya beli masyarakat-Peraturan nasional & Pemerintah.

EKSPOR

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor adalah jumlah barang/jasa yang diminta untuk dieskpor dari suatu negara ke negara lain (Sukirno, 2006). Ekspor merupakan kegiatan produksi barang di satu negara dan menjual hasilnya di negara lain. Ada 2 aktivitas ekspor, yaitu:

1.        Ekspor tidak tetap.

2.        Ekspor aktif.

LISENSI

Menurut Tjiptono (2008) lisensi merupakan strategi yang sesuai untuk situasi perusahaan sebagaimana berikut :

1.        Perusahaan memiliki keterbatasan dana ekspor.

2.        Adanya larangan atau pembatasan memasuki suatu negara, seperti kuota impor dan tarif.

3.        Apabila Negara tujuan (host country) sensitif terhadap atau bahkan melarang kepemilikan asing.

4.         Melindungi paten atau merek dagang karena pembatalan perjanjian. 

Bentuk-bentuk lisensi:

1.        Franchising (Waralaba)

2.        Management Contract (Kontrak Manajemen)

3.         Contract Manufacturing (Produksi Kontrak)

 

USAHA PATUNGAN (Joint Venture)

Usaha patungan atau Joint Venture merupakan persetujuan diantara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama di dalam suatu proyek, seringkali suatu Joint Venture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan. Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol perusahaan.

Budiarto dan Tjiptono (1997) mengungkapkan Joint Venture adalah perjanjian kemitraan (partnership) antara investor asing dan investor lokal setempat untuk mendirikan usaha lokal, yang keduanya berbagi kepemilikan dan pengendalian. Keegan dan Green dalam Kristanto (2011) mengatakan bahwa Joint Venture adalah sebuah strategi masuk untuk sebuah pasar host country di mana pihak mitra (lokal) memiliki kepemilikan bersama dalam sebuah perusahaan yang baru dibentuk.

Kelebihan Joint Venture

1)      Mengurangi kebutuhan modal dan sumber daya lainnya.

2)  Keuntungan perusahaan nasional dalam Joint Venture adalah mendapatkan tekhnologi sedangkan perusahaan internasional memperoleh keuntungan pemasaran.

3)      Dapat meminimumkan resiko.

4)      Memungkinkan perusahaan beroprasi secara global.

 

Jika perusahaan swasta membentuk Joint Venture dengan perusahaan negara, ada beberapa keuntungan yang diraih perusahaan swasta, seperti kepemilikan menjadi tertutup. Bagi perusahaan negara, keuntungannya adalah adanya akses untuk menggali dana dari penerbit saham.

Jika perusahaan domestic membentuk Joint Venture dengan perusahaan asing atau luar negeri maka perusahaan domestic dapat memperoleh peluang mendapatkan manajemen local di negara asing.

Kekurangan Joint Venture

1)      Manajer yang harus berkolaborasi dalam Joint Venture operasi harian tidak terlibat dalam pembentukan Joint Venture.

2)      Joint Venture mungkin bermanfaat bagi perusahaan tetapi belum tentu bermanfaat bagi pelanggan.

3)      Joint Venture mungkin tidak didukung secara seimbang dari setiap pihak yang berpartner, sehingga memunculkan problem baru.

4)      Joint Venture memungkinkan mulai timbulnya persaingan antara 1 partner dengan partner lainnya.

 

STRATEGI PERLUASAN PASAR

Strategi perluasan pasar merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk yang sudah ada pada pasar yang baru. Terdapat 3 strategi dimana perusahaan ingin memperluas produk atau pasarnya, yaitu:

1.     Strategi penetrasi pasar, dimana hal ini dilakukan dengan cara membanjiri pasar dengan produk baru yang belum ada dipasaran, sehingga orang atau pelanggan akan membeli produk tersebut.

2.       Strategi pengembangan pasar, ini dilakukan bilamana perusahaan mulai mencari saluran baru atau wilayah baru untuk pasar produknya yang belum tersentuh dari produk tersebut.

3.    Strategi pengembangan produk, strategi ini dilakukan bilamana perusahaan telah melakukan dua strategi sebelumnya dimana produk sebelumnya dilakukan diversifikasi atau penemuan turunan dari produk tersebut.

 

PENENTUAN POSISI PASAR

Penentuan posisi pasar sebagai strategi untuk mengarahkan pelanggan dengan membangun rasa kepercayaan, percaya diri, dan kompetensi untuk pelanggan sehingga menciptakan sebuah eksistensi di benak pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Posisi produk adalah cara bagaimana produk didefinisikan oleh konsumen atas dasar ciri-ciri penting atau tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen relatif terhadap produk pesaing. Proses penetapan posisi produk terdiri atas tiga langkah, yaitu:

1.        Mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin.

Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai yang lebih besar kepada konsumen, baik melalui harga lebih murah maupun dengan memberikan manfaat produk yang lebih banyak sehingga sesuai kalaupun harganya tinggi. Perusahaan dapat membedakan penawarannya dari pesaing dengan cara berikut:

a.   Diferensiasi produk; perusahaan membedakan fisik produknya. Selain fisik produk, perusahaan dapat membedakan produknya dalam hal kinerja, desain, konsistensi, daya tahan, keandalan, dan kemudahan reparasi.

b.   Diferensiasi jasa; perusahaan melakukan pembedaan melalui jasa yang menyertai produk. Dalam hal ini perusahaan melakukan penjualan produk dengan memberikan layanan purna jual mulai dari pendidikan produk, jasa pengiriman, hingga jasa perbaikan produk terhadap konsumennya.

c.  Diferensiasi personil; perusahaan memperoleh keunggulan bersaing yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik dibanding pesaingnya.

d.      Diferensiasi citra; perusahaan bekerja untuk membangun citra yang membedakan mereka dari pesaing.

e. Citra perusahaan seharusnya menyampaikan sebuah pesan tunggal dan unik yang mengkomunikasikan manfaat dan penentuan posisi utama produk.

2.        Memilih keunggulan bersaing yang tepat.

Ketika suatu perusahaan menemukan beberapa potensi keunggulan bersaing, perusahaan tersebut harus memilih keunggulan bersaing yang di atasnya dapat dibangun strategi penentuan posisi. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak diferensiasi yang akan dipromosikan dan yang mana. Berapa banyak perbedaan yang dipromosikan; ketika dua atau lebih perusahaan mengklaim dirinya sebagai yang terbaik pada ciri yang sama, adalah penting bagi perusahaan untuk memposisikan dirinya pada lebih dari satu faktor pembeda. Perbedaan mana yang dipromosikan; tidak setiap perbedaan adalah alat pembeda. Setiap perbedaan memiliki potensi untuk menciptakan biaya sebagaimana keuntungan. Perusahaan harus hati-hati memilih cara yang akan membedakan dirinya dari pesaing

3.        Mengkomunikasikan posisi yang telah dipilih

Setelah menetapkan posisi produknya, perusahaan harus mengambil langkah-langkah pasti untuk mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen sasaran. Seluruh upaya bauran pemasaran perusahaan harus mendukung strategi penentuan posisi. Menentukan posisi perusahaan membutuhkan tindakan nyata, bukan sekedar bicara. Jika telah memutuskan untuk membangun posisi pada mutu dan pelayanan yang lebih baik, perusahaan harus menyampaikan posisi itu.

 

CONTOH PILIHAN STRATEGIS DALAM MEMASUKI:

1.        PASAR GLOBAL

PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 5 desember 1993. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Bergerak dalam bidang “Home and Personal Care” dan juga merambah produk makanan serta es krim di Indonesia. Perusahaan ini sudah memproduksikan berbagai produk yang tidak hanya terkenal di Indonesia saja, melainkan juga di tingkat dunia seperti: Pepsodent, Pond’s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Rexonna, Rinso, Clear, Vaseline, Molto dll. Salah satu taktik pemasaran globalnya ada dengan beriklan di TV lokal dan TV nasional secara masif dan intens.

 

2.        EKSPOR

Sawit merupakan tumbuhan industri potensial penghasil minyak untuk memasak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sawit Indonesia mendominasi pasar dunia dengan produksi 31 juta ton per tahun, berasal dari tanah Kalimantan, pantai timur Sumatera, Jawa dan Aceh.

 

3.        LISENSI

Perusahaan IKEA telah bekerja sama dengan Cina sebagai pemasok barang mentah, memiliki pabrik pembuatan di daerah Eropa Timur, hingga mendistribusikan produksinya di 340 toko pada 28 negara di dunia. Melalui strategi pemasaran sejenis, yaitu membuka showroom dengan interior berwarna biru dan kuning, IKEA mampu memanfaatkan globalisasi dengan baik. Pasar pun dapat mencapai target secara optimal. Fragmentasi produksi hingga pemasaran produk yang dilakukan IKEA merupakan contoh nyata value chain.

 

4.        USAHA PATUNGAN

PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) membentuk dua perusahaan patungan di Indonesia dan Thailand bersama dengan Malee Capital Company Limited untuk mendorong penjualan produk perawatan dan pemeliharaan tubuh serta minuman.

 

5.        STRATEGI PERLUASAN PASAR

PT Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar di Indonesia. Saat ini Carrefour telah memiliki 30 Toko di Indonesia.

 

6.        PENENTUAN POSISI PASAR

Majalah Tempo mensosialisasikan bahwa majalah mereka seru untuk dibaca dan diperlakukan oleh semua orang. Untuk itu, mereka harus bisa mempertahankan positioning mereka bahwa majalah mereka seru untuk dibaca dan diperlukan.

  

 

Sumber:

http://yannecynthia.blogspot.com/2018/11/pilihan-strategi-dalam-memasuki-pasar.html

http://dikaramadhona4ea29.blogspot.com/2018/11/strategimemasuki-pasar-global-dan.html

http://gema-rahmadhania.blogspot.com/2018/12/pilihan-strategis-dalam-memasuki-pasar.html

http://sarahnabilaiswah.blogspot.com/2020/

http://miftahuljannahwi.blogspot.com/2018/10/teknik-pengambilan-keputusan-terkait.html

 

0 komentar:

Posting Komentar