TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DENGAN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) DAN RANTAI NILAI (VALUE CHAIN)
TANTANGAN MENENTUKAN PEMASOK
Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan
yang harus dihadapi dalam mengelola supply chain, yaitu:
1. Kompleksitas Struktur Supply Chain
- Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang
berbeda-beda.
- Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar
perusahaan.
2. Ketidakpastiaan
Ketidakpastian Permintaan.
- Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman,
harga dan kualitas bahan baku, dll.
-
Ketidakpastian internal:
kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas
produksi dll.
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan
dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informasi
di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim
rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi
dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk dari
pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan
perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah.
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons
(2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk
menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong
biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan
memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang
terjangkau.
SISTEM NILAI ATAU MENGUKUR PERFORMA
Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply
chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal
yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan perbaikan
tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang
dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase
pesanan dikirimkan secara lengkap dan tidak melewati pada tanggal yang diminta
oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan
pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur
terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat kaitannya dengan
loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari
tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari
persediaan, maka waktu dalam persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan
tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengubah volume atau bauran produk dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan
dapat mengukur total biaya pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya
persediaan tercatat, dan biaya rekening membawa piutang.
RANTAI NILAI DAN PERAN STRATEGIC PEMASARAN GLOBAL
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply
chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply
chain adalah sebagai berikut:
1. Inventory
Inventory adalah semua
bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan
salah satu penggerak supply chain yang penting karena
perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis
tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen
dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl,
2004):
a. Cycle Inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang
digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan
memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan
baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3
hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang
mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering
cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya
penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga
terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi
ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi
keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang
menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan
mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode
permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka
tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik
ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak
kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas
dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai
transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of Transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi
dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara
dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
- Pesawat Udara
Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat,
tetapi memiliki biaya yang mahal.
- Truk
Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan
fleksibilitas tinggi.
- Kereta
Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah
barang yang besar.
- Kapal Laut
Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi
pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar
negeri.
- Pipa Saluran
Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan
minyak dan gas.
b. Route and Network Selection
Route adalah jalur
jalan dimana sebuah produk dikirimkan. Sedangkan network adalah
sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat
beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain.
c. In House or Outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi
dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah
dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply
chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau
diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat
penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki
lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar
dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen
dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56)
adalah sebagai berikut:
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan
lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah
desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis,
sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif
dalam permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas
dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas
akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula
sebaliknya.
c. Operation Methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam
memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat
fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk
membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan
mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
d. Warehouse Methodology
- Stock Keeping Unit (SKU) Storage
Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk
dalam suatu tempat.
- Job Lot Storage
Suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua
produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau
memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
- Crossdocking
Sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan
dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari
truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan
diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi
bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk
yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya.
4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang
berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan
diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen
kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi
secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain.
Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP
untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis
dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan
informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan
tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information Sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi
ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan
yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan
dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian
yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan
pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu
sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk
membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan
digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka
perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang
telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam
supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
- Electronic Data Interchange (EDI)
EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien,
juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen,
transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
- Internet
Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan
internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.
- Entreprise Resources Planning (ERP)
Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan
kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian
perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan
yang ‘cerdas’.
- Supply Chain Management (SCM) Software
Program yang menyediakan dukungan terhadap analisis
keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap
informasi.
PERAN ATAU KETERKAITAN MANAJEMEN RANTAI DENGAN
STRATEGI BISNIS ATAU STRATEGIC PEMASARAN GLOBAL
Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak
pada strategi akan ditunjukkan pada tabel berikut:
|
Strategi Biaya Rendah |
Strategi Respon |
Strategi Diferensiasi |
Tujuan Pemasok |
Penuhi permintaan
dengan biaya serendah mungkin. |
Tanggapi perubahan
kebutuhan/permintaaan dengan cepat untuk memin terjadinya persedian habis. |
Penelitian pangsa
pasar, bersama-sama mengembangkan produk dan pilihan. |
Kriteria Pemilihan Utama |
Pilih terutama karena biaya. |
Pilih terutama karena kapasitas, kecepatan dan
fleksibilitas. |
Pilih terutama karena keterampilan pengembangan
produk. |
Karakteristik Proses |
Mempertahankan utilitas rata-rata yang tinggi. |
Menanam modal pada kapasitas berlebih dan proses
yang fleksibel. |
Proses moduler
yang menuju mass customization. |
Karakteristik Persediaan |
Meminimalkan persedian di seluruh rantai untuk
menekan biaya. |
Kembangkan sistem yang cepat tanggap, dengan
persedian cadangan untuk memastikan pasokan. |
Mmin persediaan dalam rantai untuk menghindari
produk menjadi usang. |
Karakteristik Lead Time |
Memendekkan lead time sepanjang
tidak meningkatkan biaya. |
Menanamkan investasi secara agresif untuk
mngurangi lead time produksi. |
Menanamkan investasi secara agresif untuk
mengurangi lead time pengembangan. |
Karakteristik
Desain Produk |
Maksimalkan kinerja dan minimisasi biaya. |
Menggunakan desain produk yang mendorong waktu set
up yang rendah dan produksi massal. |
Menggunakan desain modular untuk menunda
differensiasi produk selama mungkin. |
KRITERIA KEPUTUSAN
Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan
dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak
input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh
karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya
dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing.
1. Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan
tersebut diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:
|
Alasan Membuat |
Alasan Membeli |
1 |
Biaya produksi yang lebih rendah. |
Biaya perolehan lebih rendah. |
2 |
Pemasok kurang cocok. |
Menjaga komitmen pemasok. |
3 |
Memastikan pemasok yang memadai dan manajemen. |
Mendapatkan keahlian teknis. |
4 |
Pemanfaatan tenaga kerja berlebih. |
Kapasitas tidak memadai. |
5 |
Memperoleh kualitas yang diinginkan. |
Mengurangi biaya persediaan. |
6 |
Menghilangkan kolusi pemasok. |
Memastikan ada sumber daya alternatif. |
7 |
Memperoleh item yang unik. |
Kapasitas di perusahaan tidak mendukung. |
8 |
Mempertahankan bakat yang ada. |
Pertukaran informasi. |
9 |
Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai . |
Item terlindungi karena hak paten. |
10 |
Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan. |
Membebaskan manajemen menangani bisnis utama |
Hal-hal yang tersebut di atas dalam konsep pengambilan
keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap
pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis.
2. Outsourcing
Memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam
konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan
tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi
sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang
dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible
product dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya
ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan.
Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai
keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum
dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak
dibidang Teknologi informasi maupun prosesing data
menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang
memerlukannya.
ALTERNATIVE STRATEGI PEMASOK
Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan
efisiensi, strategi pemasok yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada
maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada
pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam
rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi
yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif
berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi.
c. Large Lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah
pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit.
Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh
akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi
munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai
pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang didasarkan pada informasi yang
akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan.
Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan distorsi dan
fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish
effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang
sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang
mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory, transportasi,
pengiriman dan penerimaan.
Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai
pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Siklus material
yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke distribusi, ke
konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan
dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya dapat berhasil
dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Aggrement on Goal,
Suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari
kesepakatan dalam kontrak hubungan jual beli, tetapi patner harus
diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai pasokan sampai dengan
konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian tentang
misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi
rantai pasokan adalah sesuatu yang menambah nilai tambah ekonomi dan
memaksimalkan total konten produk.
2. Trust,
Merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi
rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan harus masuk kedalam hubungan yang
membagi informasi dalam rangka membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok
akan lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya dibagi dan aktifitas
seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan, perencanaan produksi
merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational Cultures,
Budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan
yang positif diantara pembelian dan penawaran apabila hal tersebut
terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam pembuatan rantai
pasokan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola
rantai pasokan secara efektif yaitu:
a. Accurate data
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat
dilakukan adalah dengan melalui sharing:
- POS (Point Of Sales) informasi,
sehingga tiap anggota rantai dapat menjadwalkan secara efektif.
- CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan
menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan
dengan: faktor pasar, persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya
kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan barang akhir.
b. Lot Size Reduction,
Dilakukan
oleh manajemen yang agresif dengan cara:
- Mengembangkan pengiriman yang ekonomis.
- Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan daripada
ukuran pengiriman individual.
- Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk
pembelian elektronik.
c. Singe Stage Control of Replenishment
Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk
memonitor dan mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan
ini mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang
menciptakan bullwhip effect.
d. Vendor Managed Inventory
Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier
menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli
menggunakan departemen.
e. Postponement
Menunda modifikasi atau customization produk
selama mungkin dalam proses produksi.
f. Channel Assembly
Menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur
distribusi dapat dipasang.
g. Drop Shipping and Special Packaging
Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti
hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai
pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen.
h. Blanket Order
Merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada
supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya
kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.
i. Standardization
Pengurangan jumlah variasi material dan komponen
sebagai bantuan mengurangi biaya.
j. EDI (Electronic Data Interchange)
Merupakan standardisasi format transmisi data untuk
komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced
Shipping Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung
dari vendor ke pembeli.
k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua
bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan
dengan vendor yang sempurna.
Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan
tiga proses yaitu:
1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual
potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik.
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau faktor yang
dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot
tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk
diberi penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan
jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam
sistem yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan
akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari
pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi
elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu:
· Model Harga Berdasarkan Biaya (Cost Based
Price Model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli.
· Model Berdasarkan Harga Pasar (Market Based Price Model), harga
didasarkan pada publikasi atau indeks.
· Perebutan Tender (Competitive Bidding),
terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan tidak ada
pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu
order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat
melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian
pembelian.
a. Pembelian – Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang
strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun
pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin
kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan
pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu
mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.
- Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan
kegiatan pembelian adalah:
· Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa
yang dapat diperoleh secara eksternal.
· Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier,
harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.
- Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang
maupun jasa.
· Dalam lingkungan operasi produk barang
Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian
yang secara formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama
perusahaan. Di perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf
yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang
bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda
tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian
agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan
manufaktur, Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi
dari produk- produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan
kegiatan-kegiatan pengujian yang mengevaluasi ietm yang
dibeli.
· Dalam lingkungan jasa
Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena
produk utamanya merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikemukakan
misalnya di organisasi hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah
fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global,
maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis.
Agar supaya rencana strategi tentang manajemen rantai pasokan menjadi sukses,
maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain:
1. Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan
yang ada baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan
impor dan nilai tukar.
2. Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal
dan mengelola pengiriman komponen dan produk akhir.
3. Menetapkan staff
yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara menyikapi peraturan,
perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan isu politik. (Hendra
Poerwanto G).
PILIHAN STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL DAN BEREKSPANSI
Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam
dunia bisnis semakin ketat. Segala hal dilakukan dalam persaingan tersebut,
tidak terkecuali dengan melebarkan sayap perusahaan. Hal ini ditengarai oleh
pemasaran global yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperluas target
penjualan, memperbanyak konsumen dan meningkatkan keuntungan. Pemasaran global
sendiri memiliki pengertian sebagai proses memfokuskan sumber daya (manusia,
uang, aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan
dan menanggapi ancaman pasar global. Dan dalam melakukan pemasaran global
tentunya ada strategi tersendiri yang harus diterapkan dan dilakukan oleh
perusahaan.
Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih
distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif
disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis
yang beroperasi di setiap negara diasumsikan saling tergantung dan kantor pusat
berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara
tersebut. Oleh Karena itu, strategi ini menawarkan produk-produk standar ke
berbagai pasar di negara-negara yang berbeda. Jadi strategi global menekankan
pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan
inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau
di pasar-pasar lainnya.
Disejumlah negara berbagai karakteristik negara,
seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, stabilitas politis, risiko
lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur, berdampak atas ketersediaan
manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara atau pasar tertentu dan
juga cara masuknya. Pasar kecil kerapkali paling baik dilayani melalui
pengeksporan atau pemberian lisensi, sebagai contoh. Demikian pula, manajemen
mungkin menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara dengan
tingkat risiko yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui perjanjian
pemberian lisensi atau usaha patungan dengan mitra lokal. Sama halnya, jika
manajemen berharap dapat memasuki sejurnlah negara secara cepat, sumber daya
dan waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan menggunakan
cara pemberian lisensi atau usaha patungan.
Karakteristik produk, sifat permintaan, hambatan
perdagangan, tujuan manajemen, dan sasaran ekspansi juga mempengaruhi keputusan
pernililian cara masuk. Produk-produk berukuran besar dengan nilai jual rendah,
sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi yang dekat dengan pasar disebabkan
biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat diimbangi oleh skala ekonomis
produksi.
PASAR GLOBAL
Pemasaran berskala seluas dunia Internasional yang terbuka bagi seluruh
pelaku usaha. Peluang pasar selalu
terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar global. Pasar global adalah pasar berskala
dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global mengalami
perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:
1. Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas
dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan.
2. Semakin banyak
orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung. menjadi
konsumen global.
3. Semakin banyak transportasi antar negara yang mempermudah distribusi
produk.
4. Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar dunia.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar
global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang. Kesempatan bagi
perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya dan mengambil lebih banyak keuntungan.
Adapun beberapa keuntungan tersebut antara lain :
1. Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah buruhnyal lebih
murah.
2. Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik
cabang di beberapa tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan mempermurah
distribusi produknya.
3. Perusahaan dapat
memperoleh target konsumen yang lebih banyak dengan memperkenalkan produknya di
negara lain yang potensial.
Selain itu pasar global juga memiliki beberapa kendala
masalah bagi perusahaan yang akan masuk ke dalamnya. Kendala itu antara lain:
1. Perbedaan budaya dan selera.
2. Perbedaan daya beli masyarakat-Peraturan nasional
& Pemerintah.
EKSPOR
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah
disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor adalah jumlah
barang/jasa yang diminta untuk dieskpor dari suatu negara ke negara lain
(Sukirno, 2006). Ekspor merupakan kegiatan produksi barang di satu negara
dan menjual hasilnya di negara lain. Ada 2 aktivitas ekspor, yaitu:
1. Ekspor tidak tetap.
2. Ekspor aktif.
LISENSI
Menurut Tjiptono (2008)
lisensi merupakan strategi yang sesuai untuk situasi perusahaan sebagaimana
berikut :
1. Perusahaan memiliki
keterbatasan dana ekspor.
2. Adanya larangan atau
pembatasan memasuki suatu negara, seperti kuota impor dan tarif.
3. Apabila Negara tujuan (host
country) sensitif terhadap atau bahkan melarang kepemilikan asing.
4. Melindungi paten atau
merek dagang karena pembatalan perjanjian.
Bentuk-bentuk lisensi:
1. Franchising (Waralaba)
2. Management Contract (Kontrak
Manajemen)
3. Contract Manufacturing (Produksi Kontrak)
USAHA PATUNGAN (Joint Venture)
Usaha patungan atau Joint Venture merupakan
persetujuan diantara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama di dalam
suatu proyek, seringkali suatu Joint Venture dilakukan apabila
perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan
barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan.
Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan
kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol
perusahaan.
Budiarto dan Tjiptono (1997)
mengungkapkan Joint Venture adalah perjanjian kemitraan (partnership) antara
investor asing dan investor lokal setempat untuk mendirikan usaha lokal, yang
keduanya berbagi kepemilikan dan pengendalian. Keegan dan Green dalam
Kristanto (2011) mengatakan bahwa Joint Venture adalah sebuah
strategi masuk untuk sebuah pasar host country di mana pihak
mitra (lokal) memiliki kepemilikan bersama dalam sebuah perusahaan yang baru
dibentuk.
Kelebihan Joint Venture
1) Mengurangi kebutuhan modal dan sumber daya lainnya.
2) Keuntungan perusahaan nasional dalam Joint
Venture adalah mendapatkan tekhnologi sedangkan perusahaan
internasional memperoleh keuntungan pemasaran.
3) Dapat meminimumkan resiko.
4) Memungkinkan perusahaan beroprasi secara global.
Jika perusahaan swasta membentuk Joint Venture dengan
perusahaan negara, ada beberapa keuntungan yang diraih perusahaan swasta,
seperti kepemilikan menjadi tertutup. Bagi perusahaan negara, keuntungannya
adalah adanya akses untuk menggali dana dari penerbit saham.
Jika perusahaan domestic membentuk Joint
Venture dengan perusahaan asing atau luar negeri maka perusahaan
domestic dapat memperoleh peluang mendapatkan manajemen local di negara asing.
Kekurangan Joint Venture
1) Manajer yang harus berkolaborasi dalam Joint
Venture operasi harian tidak terlibat dalam pembentukan Joint
Venture.
2) Joint Venture mungkin bermanfaat bagi perusahaan tetapi belum tentu bermanfaat bagi
pelanggan.
3) Joint Venture mungkin tidak didukung secara seimbang dari setiap pihak yang
berpartner, sehingga memunculkan problem baru.
4) Joint Venture memungkinkan mulai timbulnya persaingan antara 1 partner dengan
partner lainnya.
STRATEGI PERLUASAN PASAR
Strategi perluasan pasar merupakan salah satu
usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk
yang sudah ada pada pasar yang baru. Terdapat 3 strategi dimana
perusahaan ingin memperluas produk atau pasarnya, yaitu:
1. Strategi penetrasi pasar, dimana hal ini dilakukan dengan cara membanjiri
pasar dengan produk baru yang belum ada dipasaran, sehingga orang atau
pelanggan akan membeli produk tersebut.
2. Strategi pengembangan pasar, ini dilakukan bilamana
perusahaan mulai mencari saluran baru atau wilayah baru untuk pasar produknya
yang belum tersentuh dari produk tersebut.
3. Strategi pengembangan produk, strategi ini dilakukan bilamana perusahaan
telah melakukan dua strategi sebelumnya dimana produk sebelumnya dilakukan
diversifikasi atau penemuan turunan dari produk tersebut.
PENENTUAN POSISI PASAR
Penentuan posisi pasar sebagai strategi untuk
mengarahkan pelanggan dengan membangun rasa kepercayaan, percaya diri, dan
kompetensi untuk pelanggan sehingga menciptakan sebuah eksistensi di benak
pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Posisi produk adalah cara
bagaimana produk didefinisikan oleh konsumen atas dasar ciri-ciri penting atau
tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen relatif terhadap produk
pesaing. Proses penetapan posisi produk terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin.
Keunggulan
bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan
nilai yang lebih besar kepada konsumen, baik melalui harga lebih murah maupun
dengan memberikan manfaat produk yang lebih banyak sehingga sesuai kalaupun
harganya tinggi. Perusahaan dapat membedakan penawarannya dari pesaing dengan
cara berikut:
a. Diferensiasi
produk; perusahaan membedakan fisik produknya. Selain fisik produk, perusahaan
dapat membedakan produknya dalam hal kinerja, desain, konsistensi, daya tahan,
keandalan, dan kemudahan reparasi.
b. Diferensiasi jasa; perusahaan melakukan pembedaan melalui jasa yang
menyertai produk. Dalam hal ini perusahaan melakukan penjualan produk dengan
memberikan layanan purna jual mulai dari pendidikan produk, jasa pengiriman,
hingga jasa perbaikan produk terhadap konsumennya.
c. Diferensiasi
personil; perusahaan memperoleh keunggulan bersaing yang kuat dengan
mempekerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik dibanding pesaingnya.
d. Diferensiasi citra; perusahaan bekerja untuk membangun
citra yang membedakan mereka dari pesaing.
e. Citra perusahaan
seharusnya menyampaikan sebuah pesan tunggal dan unik yang mengkomunikasikan
manfaat dan penentuan posisi utama produk.
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat.
Ketika suatu
perusahaan menemukan beberapa potensi keunggulan bersaing, perusahaan
tersebut harus memilih keunggulan bersaing yang di atasnya dapat dibangun
strategi penentuan posisi. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak
diferensiasi yang akan dipromosikan dan yang mana. Berapa banyak perbedaan yang
dipromosikan; ketika dua atau lebih perusahaan mengklaim dirinya sebagai yang
terbaik pada ciri yang sama, adalah penting bagi perusahaan untuk memposisikan
dirinya pada lebih dari satu faktor pembeda. Perbedaan mana yang dipromosikan; tidak setiap
perbedaan adalah alat pembeda. Setiap perbedaan memiliki potensi untuk
menciptakan biaya sebagaimana keuntungan. Perusahaan harus hati-hati memilih
cara yang akan membedakan dirinya dari pesaing
3. Mengkomunikasikan posisi yang telah dipilih
Setelah menetapkan
posisi produknya, perusahaan harus mengambil langkah-langkah pasti untuk
mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen sasaran. Seluruh upaya
bauran pemasaran perusahaan harus mendukung strategi penentuan posisi.
Menentukan posisi perusahaan membutuhkan tindakan nyata, bukan sekedar bicara.
Jika telah memutuskan untuk membangun posisi pada mutu dan pelayanan yang lebih
baik, perusahaan harus menyampaikan posisi itu.
CONTOH PILIHAN STRATEGIS
DALAM MEMASUKI:
1. PASAR GLOBAL
PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 5 desember
1993. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Bergerak dalam bidang “Home and Personal
Care” dan juga merambah produk makanan serta es krim di Indonesia. Perusahaan
ini sudah memproduksikan berbagai produk yang tidak hanya terkenal di Indonesia
saja, melainkan juga di tingkat dunia seperti: Pepsodent, Pond’s, Lux,
Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Rexonna, Rinso, Clear, Vaseline, Molto dll. Salah satu
taktik pemasaran globalnya ada dengan beriklan di TV lokal dan TV nasional
secara masif dan intens.
2. EKSPOR
Sawit merupakan tumbuhan industri potensial penghasil minyak untuk memasak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sawit Indonesia mendominasi
pasar dunia dengan produksi 31 juta ton per tahun, berasal dari tanah
Kalimantan, pantai timur Sumatera, Jawa dan Aceh.
3. LISENSI
Perusahaan IKEA telah bekerja sama dengan Cina sebagai pemasok barang
mentah, memiliki pabrik pembuatan di daerah Eropa Timur, hingga
mendistribusikan produksinya di 340 toko pada 28 negara di dunia. Melalui
strategi pemasaran sejenis, yaitu membuka showroom dengan interior berwarna
biru dan kuning, IKEA mampu memanfaatkan globalisasi dengan baik. Pasar pun
dapat mencapai target secara optimal. Fragmentasi produksi hingga pemasaran
produk yang dilakukan IKEA merupakan contoh nyata value chain.
4. USAHA PATUNGAN
PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) membentuk dua perusahaan patungan di
Indonesia dan Thailand bersama dengan Malee Capital Company Limited untuk
mendorong penjualan produk perawatan dan pemeliharaan tubuh serta minuman.
5. STRATEGI PERLUASAN PASAR
PT Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai
kota besar di Indonesia. Saat ini Carrefour telah memiliki 30 Toko di
Indonesia.
6. PENENTUAN POSISI PASAR
Majalah Tempo mensosialisasikan bahwa majalah mereka seru untuk dibaca dan
diperlakukan oleh semua orang. Untuk itu, mereka harus bisa mempertahankan
positioning mereka bahwa majalah mereka seru untuk dibaca dan diperlukan.
Sumber:
http://yannecynthia.blogspot.com/2018/11/pilihan-strategi-dalam-memasuki-pasar.html
http://dikaramadhona4ea29.blogspot.com/2018/11/strategimemasuki-pasar-global-dan.html
http://gema-rahmadhania.blogspot.com/2018/12/pilihan-strategis-dalam-memasuki-pasar.html
http://sarahnabilaiswah.blogspot.com/2020/
http://miftahuljannahwi.blogspot.com/2018/10/teknik-pengambilan-keputusan-terkait.html